Sunday, March 18, 2018

Tugas : PERIODESASI SEJARAH BAHASA INDONESIA

PERIODESASI SEJARAH BAHASA INDONESIA

 
No.
TAHUN
PERISTIWA / KETERANGAN
1.
683
Prasasti  Kedukan Bukit, menggunakan bahasa Sansekerta dan ditemukan di Palembang
2.
684
Prasasti Talang Tuo, menggunakan bahasa Sansekerta dan ditemukan di Palembang
3.
686
Prasasti Kota Kapur, menggunakan bahasa Sansekerta dan ditemukan di Bangka Barat
4.
688
Prasasti Karang Brahi Bangko, menggunakan bahasa Sansekerta dan ditemukan di Merangi, Jambi
5.
1380
Terdapat tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh
6.
1908
Pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
7.
16 Juni 1927
Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia
8.
28 Oktober 1928
Secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
9.
1933
Berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
10.
1936
Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
11.
25 - 28 Juni 1938
Dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
12.
18 Agustus 1945
Ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
13.
19 Maret 1947
Diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
14.
28 Oktober s.d
2 November 1954
Diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
15.
16 Agustus 1972
H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972
16.
31 Agustus 1972
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
17.
28 Oktober s.d
2 November 1978
Diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
18.
21 - 26 November 1983
Diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
19.
28 Oktober s.d
3 November 1988
Diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
20.
28 Oktober s.d
2 November 1993
Diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
21.
26 - 30 Oktober 1998
Diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
Sumber : http://nadiyyazummi.blogspot.co.id/2013/06/periodesasi-sejarah-bahasa-indonesia.html

Tugas : Menganalisis tulisan non formal (cerpen)

Judul Cerpen : Cinta Sejati
Sumber : https://hidupsimpel.com/contoh-cerpen/

Cinta sejati. Kalian yakinkah tentang hal itu ? Konon katanya  “Cinta Sejati” dipunyai oleh masing masing orang ? Cinta yang menurutnya amat indah dan bisa bikin orang yang mengalaminya berubah menjadibahagia ? Mitos cinta sejati yang berulang ulang mengaum di hati ini.
Kuamati bingkai putih yang ada di tepi tempat tidurku. Aku tersenyum saat mengamati benda yang berada pada bingkai itu.
Bukanlah satu buah foto atau lukisan. Cuma sebuah kertas lusuh. Kertas catatan PKN yang dulunya aku robek dari buku punyanya 3 tahun yang dulu di waktu ada acara perpisahan SMP. Dia tidak sekali pun tahu kalau aku sudah merobek buku catatan milikinya. Malahan, kemungkinan dia tidak pernah kenal aku. Aku hanya salah satu dari ratusan fansnya yang berada di sekolah.
Dia tidaklah termasuk artis. Dia cuma seorang siswa yang berparas ganteng serta cerdas yang belajar di sekolahku ketika waktu itu. Dia termasuk kaya dan berbakat di bidang olahraga. Malahan, Sifatnya yang cuek tersebulah yang jadi daya tarik sendiri bagi para wanita, terlebih lagi aku.
Namun, bisa dibilang, aku tak begitu menampakkan diri kalau aku benar benar suka kepadanya. Aku juga tak pernah bersapa maupun menegur dia ketika lagi berpapasan. Aku cuma menyukainya melalui diam.
Justru, robekan catatan PKN tersebut aku pungut dengan diam-diam agar kenanganku bersamanya tetap ada ketika saat di sekolah. Aku lagi lagi senyum ketika menatap robekan kertas itu. Orang cakap, apapun itu, kalau memang bodoh sekalipun, maka dia akan tetap kembali lagi dan lagi. Dan aku benar benar percaya jika pada suatu hari nanti kita pasti berjumpa kembali.
Kemudian kukeluarkan kertas itu dari bingkainya. Kupeluk secara mesra, dan ku ajak kertas itu untuk senyum dan tertawa bareng.
Sungguh gila, konyol, memang. Sesudah puas dengan hal yang kulakukan tersebut, aku lalu menaruhkannya kertas itu kembali ke dalam bingkai yang berada atas meja belajarku.
Dan …


Syuuuuttt …
Kertas itu keluar dari jendela dan beterbangan dihembuskan oleh para angin berhembus dan jatuh di perkarangan. Dengan bersegera aku keluar dari rumah dan lari mengejar kertas itu . Kertas itu adalah hanya satu-satunya barang yang bisa bikin aku selalu mengingatnya.
Ketika aku sedikit lagi meraihnya, angin lagi lagi berhembus begitu kencang membawa kertas tersebut. Aku benar benar kesal. Akhirnya aku kejar terus kertas itu.
Saat aku hendak memungutnya kembali, kertas tersebut diinjak oleh seseorang. Lalu orang tersebut meraih kertas tersebut. Namun begitu aku tetap masih merasa kesal ketika mengetahui kalau kertas tersebut diinjak seseorang. Dengan kesal Aku masih mengamati jalanan berdebu dan agak marah.
“Ohh, mulai tadi kamu lagi mengejar kertas ini ya ?” ujar orang tersebut. Aku masih mengenal Suara bariton tersebut, lalu aku menengok dan melihat wajah dari yang punya suara ini.
NYESS…
Loh, di diakan? Dia kan yang punya kertas yang aku robek itu ?A Angga. Laki-laki keren, tampan, dan pandai itu … Bagaimana dia bisa disini ?
“Maaf. Aku saat itu diam diam merobek buku kamu.”
“Tidak apa apa kok Shafira. Sungguh deh, tidak apa-apa. Sebab aku sering juga diam diam mengambil foto kamu waktu itu.” Akunya kepadaku ? Ia.. kok tau namaku ?
“Foto ?! diam-diam ?”
“Lebih indah kita nostalgianya di taman saja yuk.” Ujarnya disertai memegang tanganku menuju taman.
Aku benar benar tidak percaya dengan hal yang aku alami dan lihat. Ternyata Fotoku selama ini berada di dompet Angga ?
“Aku dahulu sangat suka dengan kamu Shafira. Sebab kamu merupakan satu-satunya wanita yang tidak sekalipun menyapaku saat di sekolah. Kamu benar benar cuek dan aku amat menyukai hal itu.” Ujarnya dibarengi dengan tersenyum.
“Saat lalu, aku benar benar ingin memiliki kesempatana untuk mengenal kamu lebih dalam lagi dan bisa jadi pacar kamu. Namun apa daya, hanya berada di dekat kamu saja aku sudah merasa begitu gemeteran pada saat itu. Ditambah lagi dapat berbicara dengan kamu kayak saat ini.
Serta aku tahu kok bahwa kamu yang merobek bukuku. Hanya saja aku berusaha pura-pura tidak tahu saja. Aku justru senang sekali jika kamu saat itu merobek kertas ini. Karena dengan begitu berarti, kamu sama juga suka kan dengan aku ? Ayo ngaku saja!” Ujar Angga disertai dengan senyuman malu.
“Jujur saja aku masih merasa bingung ingin berkata apa..”
“Kamu percaya tidak dengan true love ?”
“True love ? memangnya itu apa ?” tanya aku.
“Awalnya aku benar benar ragu, namun pada malam ini aku sungguh percaya akan true love bahwa itu memang ada. Aku sudah menemukan True love dan kini sudah berada di depan aku. Aku suka dengan kamu Shafira.” Ujar Angga.
“Will you be My True love, Shafira ?” Ujar Angga.
Benarkah dia mengungkapkan perasaannya didepan aku? tidak sadar aku langsung saja mengucapkan “Yes I Will.”
Percaya atau tidak, itulah faktanya. Cinta sejati terkadang bisa datang lewat sendirinya. Sejauh apapun, cinta sejati bisa menemukan jalannya lagi dan lagi supaya kita jumpai.

ANALISA UNSUR UNSUR PADA CERPEN

Unsur Intrinsik Cerpen

1. Tema : Percintaan Remaja
2. Alur : Alur campuran
3. Setting :
-Tempat : Tempat tidur Shafira, Jalanan
-Suasana : Bahagia, Menegangkan
-Waktu : (tidak disebutkan)
4. Tokoh : Angga, Shafira
5. Penokohan :
-Angga : Percaya diri, Optimis, pendiam
-Shafira : Pendiam, Cuek
6. Sudut Pandang : Orang Pertama pelaku utama
7. Penggunaan bahasa : Pengarang menyampaikaan ceritanya dengan bahasa yang mudah untuk dimengerti dengan sedikit kiasan sehingga cerita mudah dimengerti
8. Amanat : Yakinlah bahwa cinta akan datang sendirinya lewat cara yang tak kita sangka sebelumnya

Unsur Ekstrinsik Cerpen

1. Perjuangan : Berusaha mengejar robekan catatan pkn yang terbawa angin
2. Moral : Yakinlah bahwa cinta akan datang sendirinya lewat cara yang tak kita sangka sebelumnya